Kamis, 17 Mei 2012

PENELITIAN EKSPERIMEN DALAM PENDIDIKAN


 
  I. PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang

Dalam penelitian kependidikan terdapat beberapa jenis penelitian pendidikan, salah satunya adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen banyak memberikan manfaat terutama untuk menentukan bagaimana dan mengapa suatu kondisi peristiwa terjadi, hal ini berarti penelitian eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu, dan setiap gejala yang muncul diamati dan dikontrol secermat mungkin, sehingga dapat diketahui sebab-akibat munculnya gejala tersebut.

Pada mulanya, penelitian eksperimen dilakukan terbatas pada bidang sains (ilmu pengetahuan alam) dan teknologi. Oleh karena penelitian eksperimen juga dapat diterapkan dalam kegiatan penelitian ilmu-ilmu sosial, dan bidang pendidikan sebagai salah satu kajian ilmu-ilmu sosial, maka penelitian ini pun memanfaatkan metode penelitian eksperimen. Hingga akhirnya penelitian ini sudah banyak yang dapat dilihat dan dirasakan berbagai hasil dan perkembangan dalam dunia pendidikan.

Umumnya penelitian eksperimen dilakukan di dalam laboratorium, akan tetapi jenis penelitian ini juga dapat dilakukan di luar laboratorium, misalnya di ruang kelas atau lainnya, dimana variabel-variabel signifikannya bisa dikontrol sampai pada suatu tingkat tertentu. Tujuan jangka pendek dari penelitian eksperimen ialah untuk memprediksikan kejadian atau peristiwa di dalamnya, sedangkan tujuan akhirnya adalah untuk menarik generalisasi hubungan-hubungan antara variabel yang mencakup juga populasi lebih luas di luar laboratorium.

Di bidang pendidikan, ada dua alasan mengapa penelitian eksperimen cocok dilakukan:
1.      Metode pengajaran yang lebih tepat di setting secara alami dan dikomparasikan di dalam keadaan yang tidak bias.
2.      Penelitian dasar (fundamental research) dengan tujuan menurunkan prinsip-prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh para penyelenggara sekolah.

B.     Permasalahan

Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.    Pengertian Penelitian Eksperimen
2.    Ciri-ciri Penelitian Eksperimen
3.    Karakteristik Penelitian Eksperimen
4.    Langkah-langkah Penelitian Eksperimen
5.    Validitas Eksperimen
6.    Desain Penelitian Eksperimen
7.    Analisis Data Penelitian Eksperimen

C.    Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penulisan makalah ini antara lain adalah sebagai berikut.
1.    Untuk mengetahui pengertian penelitian eksperimen
2.    Untuk mengetahui ciri-ciri penelitian eksperimen
3.    Untuk mengetahui karakteristik penelitian eksperimen
4.    Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian eksperimen
5.    Untuk mengetahui validitas eksperimen
6.    Untuk mengetahui desain penelitian eksperimen
7.    Untuk mengetahui Analisis Data Penelitian Eksperimen


II.        PEMBAHASAN


1.    Pengertian Penelitian Eksperimen

Menurut Buchari Alma (2004: 50) dalam Sudjarwo dan Basrowi (2009: 298), penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari suatu pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara tepat. Sedangkan menurut Borg dan Gall (1979) dalam Ibnu Hajar (1996: 34) dalam Sudjarwo dan Basrowi (2009: 299) penelitian eksperimen merupakan desain penelitian ilmiah yang paling teliti dan tepat untuk menyelidiki pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Penelitian ini mempunyai keunggulan karena dapat menentukan apakah hubungan yang ada tersebut menunjukkan adanya sebab akibat.

Menurut Sukardi (2005: 179) metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat. Dengan demikian tentu saja penelitian eksperimen dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis, diterima atau ditolaknya hipotesis itu tergantung pada hasil observasi terhadap hubungan variabel-variabel pada objek eksperimen. Di samping itu, penelitian eksperimen juga merupakan salah satu bentuk penelitian yang memerlukan syarat yang relatif lebih ketat jika dibandingkan dengan jenis penelitian yang lainnya.

Menurut Ibnu Hajar (1996: 324--326) dalam Sudjarwo dan Basrowi (2009: 306) eksperimen merupakan suatu desain yang terbaik untuk menguji pengaruh kausal suatu variabel yang terisolasi pada variabel lain yang disebabkan oleh adanya kontrol terhadap variabel lain yang mungkin berpengaruh dan adanya manipulasi variabel sehingga apa yang terjadi pada variabel dependen yang menjadi fokus dapat diatributkan hanya pada perlakuan yang dimanipulasi dari variabel independen.

Dalam konteks penelitian ilmiah, secara formal eksperimen dapat didefinisikan sebagai “prosedur untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan menempatkan subjek secara acak ke dalam kelompok-kelompok dimana satu atau lebih variabel independen dimanupilasi” (Mc Millan & Schumacher (1989: 302) dalam Ibnu Hajar (1996: 322) dalam Sudjarwo dan Basrowi (2009: 299).

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen merupakan metode yang sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab-akibat. Selain itu, penelitian eksperimen dilakukan dengan tujuan untuk mengatur situasi dimana pengaruh beberapa variabel terhadap satu atau variabel terkait dapat diidentifikasi.

Menurut Sudjarwo dan Basrowi (2009: 301) di bidang pendidikan, penelitian eksperimen dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu penelitian di dalam laboratorium dan penelitian di luar laboratorium.

a.      Penelitian di dalam Laboratorium

Penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium dilaksanakan di dalam ruangan yang tertutup atau dalam kondisi tertentu untuk meningkatkan intensitas yang lebih teliti terhadap variabel yang diteliti. Penelitian di laboratorium lebih cocok untuk problem yang berkaitan dengan misi pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan.

b.      Penelitian di luar Laboratorium

Penelitian yang dilakukan di luar laboratorium disebut juga penelitian lapangan, biasanya dilakukan oleh peneliti dengan tujuan guna mendapatkan hasil penelitian yang mendekati dengan lingkungan nyata, misalnya di kelas, di sekolah, di bengkel atau pertemuan sekolah lainnya yang diambil secara alami.

Bentuk penelitian ini paling banyak dilakukan oleh peneliti, karena memiliki beberapa keunggulan seperti variabl eksperimen lebih kuat di lapangan dibandingkan penelitian di dalam laboratorium, lebih mudah membeikan perlakuan, dapat dilakukan proses eksperimen dengan seetting yang mendekati keadaan sebenarnya, serta hasil eksperimen lebih aktual dengan permasalahan yang dihadapi ileh para pendidik.

2.    Ciri-ciri Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen pada intinya adalah pengamatan atau observasi terhadap hubungan kausal antara munculnya  suatu akibat (variabel bebas/independen) dan sebab (variabel terikat/dependen) tertentu, melalui suatu upaya sengaja yang dilakukan oleh peneliti. Menurut Mc Millan dan Schumacher (1989) dalam Ibnu Hajar (1996: 323) dalam Sudjarwo dan Basrowi (2009: 302), penelitian eksperimen dapat dikenali dengan enam ciri khusus yaitu:

1)      Ekuivalensi statistik dalam subjek dalam kelompok yang berbeda, hal ini dapat diperoleh melalui acak terhadap subjek yang dipilih sehingga kelompok-kelompok yang berbeda tersebut mempunyai kesamaan dalam seluruh aspek yang diduga mempunyai kaitan dengan variabel dependen. Ekuivalensi diperlukan untuk mengurangi terjadinya ancaman terhadap validitas internal dari seleksi. Dengan adanya ekuivalensi kelompok ini perbedaan kinerja yang terjadi antara kelompok subjek tidak dapat diatributkan pada perbedaan kelompok.

2)      Adanya perbandingan antara dua kelompok atau lebih, dalam eksperimen setidaknya ada dua kelompok subjek antar kondisi sehingga memungkinkan untuk membandingkan pengaruh suatu kondisi pada kelompok yang berbeda, atau dua pengaruh kondisi pada kelompok yang sama.

3)      Adanya manipulasi perlakuan, setidaknya pada satu varibel independen, yang dimaksud dengan manipulasi di sini adalah bahwa peneliti mempunayi kontrol terhadap kelompok subjek mana yang akan menerima perlakuan atau kondisi khusus. Dalam hal ini yang dimanipulasi adalah vaiabel independen dengan memberikan perlakuan khusus pada subjek. Oleh karena itu, pneliian eksperimen hanya dapat dillakukan bila variabel independennya dapat dimanipulasi dan setidkya ada satu variabe yang dimanipulsi.

4)      Adanya pengukuran untuk masing-masing variabel dependen, yang dimaksud di sini adalah bahwa variabel dependennnya, yang hasil perubahannya menjadi fokus penelitian eksperimen, harus dapat diukur secara kuantitatif. Bila tidak, penelitian eksperimen tidak dapat dilakukan.

5)      Penggunaan statistik inferensial, statistik inferensial ini digunaan untuk membuat pertanyaan  probabilitas tentang hasil. Hal ini karena statistik inferensial memungkinkan untuk menggeneralisasikan hasilnya pada kelompok individu yang lebih luas di luar subjek atau populasi.

6)      Adanya desain yang dapat mengkontrol secara ketat variabel asing, meskipun dilakukan juga dalam penelitian lain, kontrol variabel dalam eksperimen dilakukan secara sengaja untuk meyakinkan banhwa tak ada variabel lain yang dapat dikontrol dapat memberikan hipotesis tandingan yang menerangkan hasil penelitian. Kontrol variabel terebut tidak berpengaruh pada variabel dependen atau menjaga agar pengaruhnya sama untuk semua kelompok subjek.

Ciri-ciri penelitian eksperimen ini secara ketat  dalam penelitian kealaman, di mana metode ini pertama kali diterapkan. Hal ini karena materi fisik mudah diadaptasikan pada kriteria atau ciri-ciri tersebut. Penerapan metode eksperimen untuk bidang pendidikan sulit untuk memenuhi secara ketat ciri-ciri tersebut, meskipun dalam beberapa situasi dapat mendekati semua ciri-ciri tersebut. Mungkin karena alasan inilah, bidang kajian pendidikan lebih banyak menggunakan metode lain.

3.    Karakteristik Penelitian Eksperimen

Menurut Sukardi (2005: 180) penelitian eksperimen pada umumnya mempuyai tiga karakteristik penting yaitu:
1)   Variabel bebas yang dimanipulasi;
2)   Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan; dan
3)   Efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel teikat diamati secara langsung oleh peneliti.
Ketiga karaktristik tersebut dapat diuraikan secara singkat, sebagai berikut.

a.      Memanipulasi

Karakteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah tindakan memanipulasi variabel secara terencana diakukan oleh peneliti, yang dimaksud dengan manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat.

Misalnya dalam suatu proses penelitian laboratorium, du kelompok yaitu treatment dan kelompok kontrol diberikan suhu ruangan yang bertingkat, yaitu dingin, sedang, dan panas. Perbedaan kondisi ruang tersebut direncanakan sebagai penentu awal agar mereka mempeoleh hasil yang mungkin berbeda diantara kedua grup. Perbedaan yang muncul tersebut diperhitungkan sebagai akibat adanya manipulasi variabel terhadap dua kelompok.

b.      Mengontrol variabel

Karakteristik kedua yang selalu ada dalam penelitian eksperimen yaitu adanya kontrol yang selalu sengaja dilakukan oleh peneliti terhadap variabel atau ubahan yang ada. Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabe terikat ang mungkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan mengontrol suatu variabel atau subjek dalam penelitian eksperimen memiliki peranan penting karena tanpa melakukan kontrol secara sistematis, seorang peneliti tidak munkin dapat melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel terikat.

Untuk mengatasi hal tersebut maka proses eksperimen harus dipisahkan dengan variabel luar yang tidak diperlukan tetapi memiliki potensi yang mungkin dapat mempegaruhi hasil pengukuran pada variabel terikat, sehingga peneliti yakin bahwa apabila terjadi perbedaan pada variabel terikat antara grup kontrol dan grup treatment, atau dengan kata lain perbedaan tersebut disebabkn oleh perubahan treatment yang dilakukan oleh peneliti pada variabel bebas.

Pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimn dan klompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik sama atau mendekti sama, yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi teatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol diberikan treatmen seperti keadaan biasanya.

c.       Melakukan observasi

Karakteristik yang ketiga dalam penelitian eksperimn adlah adanya tindakan observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses penelitian belangsung. Selama proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompok tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk melihat dan mencatat fenomena apa yang memungkinkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok.

4.    Langkah-langkah Penelitian Eksperimen

Menurut Sukardi (2005: 182--183) langkah-langkah penelitian eksperimen pada prinsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya, dapat diterangkan sebagai berikut.
1)   Melakukan kajian induktif yang berkaitan erat dengan permaslahan yang hendak dipecahkan;
2)   Mengidentifikasi masalah;
3)   Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel;
4)   Membuat rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan:
a.    Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen;
b.    Menentukan cara untuk mengontrol;
c.    Memilih desain riset yang tepat;
d.   Menentukan populasi, memilih sampel yang mewakili dan memilih (desain) sejumlaah subjek penelitian;
e.    Membagi subjek ke dalam kelompok kontrol atau ke dalam kelompok eksperimen;
f.     Memberi instrumen yang sesuai, memadai instrumen dan melakukan plot story agar memperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan; dan
g.    Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data, dan menentukan hipotesis.
5)   Melakukan eksperimen;
6)   Mengumpulkan data kasar dari eksperimen;
7)   Mengorrganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan;
8)   Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan; dan
9)   Membuat laporan eksperimen.

Pada kondisi yang sama (Gay, 1982: 201) dalam (Sukardi, 2005: 183), menyatakan bahwa dalam penelitian eksperimen menekankan perlu adanya langkah-langkah penting sebagai berikut.
1)   Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti;
2)   Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi di dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol;
3)   Pembuatan dan pengembangan instrumen;
4)   Pemilihan desain penelitian;
5)   Eksekusi prosedur;
6)   Melakukan analisis data; dan
7)   Memfokuskan kesimpulan.

Sedangkan menurut Mohammad Ali (1995, 135--136) dalam melakukan eksperimen agar dapat diperoleh hasil yang optimal, ditempuh langkah-langkah berikut.
1)   Meneliti literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian.
2)   Mengidentifikasi dan membatasi masalah.
3)   Merumuskan hipotesis.
4)   Menyusun rencana secara lengkap dan operasional, meliputi;
a.    Menentukan variabel bebas dan terikat;
b.    Memilih desain yang digunakan;
c.    Menentukan sampel;
d.   Membuat outline prosedur pengumpulan data; dan
e.    Merumuskan hipotesis statistik.
5)   Melaksanakan eksperimen.
6)   Menyusun data untuk memudahkan pengolahan.
7)   Menentukan taraf arti yang akan digunakan dalam menguji hipotesis.
8)   Mengolah data dengan metode statistika (menguji hipotesis berdasarkan data yang terkumpul).

Penelitian eksperimen pada umumnya selalu menggunakan analisis data statistik, sedangkan jumlah sampel yang digunakan sangat kecil dibandingkan dengan besar populasi, padahal generalisasi yang diperoleh akan berlaku untuk seluruh popuasi, maka dalam menganalisis data, penelitian eksperimen menggunakan metode statistika inferensial, digunakan untuk taraf signifikasi yang merupakan tingkat kepercayaan terhadap kebenaran dalam membuat kesimpulan melalui pengujian hipotesis, dan menunjukkan kepada besar kecilnya “peluang kesalahan” dalam membuat kesimpulan. Oleh karena itu, sebelum data diolah dengan menggunakan statistika, peneliti terlebih dahulu harus menentukan taraf signifikasi yang akan digunakan.

5.    Validitas Eksperimen

Menurut Sukardi (2005: 188--190) secara ideal, suatu eksperimen dikatakan valid apabila:
a.    Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebs yang dimanipulasi secara sistematis.
b.    Hasil akhir di eksperimen harus dapat digeneralisasi pada kondisi eksperimen yang berbeda.

Menurut Sudjarwo & Basrowi (2009: 317--318) untuk mencapai hal yang ideal di atas, ada dua syarat agar hasil suatu eksperimen dapat mencapai hasil yang baik dan tidak bervariasi. Kedua syarat yang dimaksud adalah perlunya validitas internal dan validitas eksternal yang terjaga selama proses penelitian eksperimen.

Validitas internal merupakan penilaian yang dibuat berkenaan dengan keyakinan bahwa hipotesis tandingan dapat disingkirkan dari kemungkinan sebagai eksplanasi dari hasil penelitian. Oleh karena itu, peneliti perlu mengenali variabel apa saja yang mungkin dapat memunculkan hipotesis tandingan bagi variabel penelitian eksperimen.

Validitas eksternal dalam penelitian eksperimen sangat tergantung pada peneliti untuk mengontrol variabel asing. Jika variabel asing tidak dapat dikontrol maka peneliti dapat menyimpulkan apakah perubahan yang terjadi pada variabel dependen dalam peneltian eksperimen atau karna variabel asing sehingga hubungan kausal tidak dapat diinfer secara aman.

6.    Desain Penelitian Eksperimen

Desain eksperimen dapat dikategorikan menjadi empat desain, yaitu desain pre-experiment, desain true-experiment (eksperimen yang sebenarnya), factorial desain dan desain quasi experiment.

a.      Pre-Experiment Designs
Desain ini belum merupakan eksperimen yang sebenarnya, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil dari penelitian eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.
b.      True-Experiment Design
Desain ini sudah merupakan penelitian eksperimen yang sebenarnya, karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara random.

c.       Factorial Design
Desain ini merupakan modifikasi dari true-experimental design, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel dependen) terhadap hasil (variabel dependen). Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random.

d.      Quasi Experiment Design
Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari true-experimental design. Desain ini memiliki kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

7. Analisis Data Penelitian Eksperimen

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan analisis data dalam penelitian eksperimen, tergantung pada berapa jumlah variabel yang diteliti. Dalam hal ini akan dilakuakan analisis data penelitian eksperimen dengan menggunakan dua varibel penelitian.

Contoh kasus:
Berdasarkan nilai ujian tengah semester (UTS) mata pelajaran sejarah di kelas X semester I tahun pelajaran 2011-2012 diketahui bahwa tingkat pencapaian hasil belajar siswa dan tingkat ketuntasan belajar siswa masih rendah. Oleh karena itu, guru ingin mencoba memperbaiki pembelajarannya dengan membandingan  hasil belajar antara kelas X-1 yang diberi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)  dengan kelas X-2 yang diberi pembelajaran Think Pair and Share (TPS) pada MA Alfatah Natar Tahun Pelajaran 2011-2012.

Rumusan hipotesis pada kasus di atas adalah:
Ho  : tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemberian perlakuan model pembelajaran CTL dan TPS terhadap prestasi belajar siswa.
Ha  : ada perbedaan yang signifikan antara pemberian perlakuan mobel pembelajaran CTL dan TPS terhadap prestasi belajar siswa.

Kriteria pengujian:
Jika nilai Sig. > α (0.025) maka Ho diterima
Jika nilai Sig. < α (0.025) maka Ho ditolak

Berdasarkan hasil tes (ulangan) yang diberikan kepada kelas X-1 (kelas eksperimen) dan kelas X-2 (kelas kontrol) setelah diberi perlakuan yang berbeda diperoleh data nilai siswa sebagai berikut.

Tabel 1. Nilai  Ulangan Siswa Kelas X-1 dan X-2
No Resp.
Kelas/Model Pembelajaran
X-1 (Model CTL)
X-2 ( Model TPS)
1
56
96
2
80
76
3
86
90
4
93
83
5
90
67
6
76
83
7
73
93
8
86
73
9
80
80
10
56
80
11
80
83
12
86
73
13
40
83
14
80
74
15
90
70
16
80
80
17
80
73
18
83
90
19
80
90
20
70
36
21
93
53
22
76
36
23
83
73
24
80
67
25
96
46
26
83
63
27
86
70
28
86
63
29
83
56
30
83
66
31
86
60
32
86
23
33
80
57
34
80
46
35
96
83
36
76
56
37
70
57
38
80
46
39
76
23
40
83
57

Tabel 2. Tampilan dalam program SPSS
No
Model Pembelajaran
Prestasi Belajar
1
1
56
2
1
80
3
1
86
4
1
93
5
1
90
6
1
76
7
1
73
8
1
86
9
1
80
10
1
56
11
1
80
12
1
86
13
1
40
14
1
80
15
1
90
16
1
80
17
1
80
18
1
83
19
1
80
20
1
70
21
1
93
22
1
76
23
1
83
24
1
80
25
1
96
26
1
83
27
1
86
28
1
86
29
1
83
30
1
83
31
1
86
32
1
86
33
1
80
34
1
80
35
1
96
36
1
76
37
1
70
38
1
80
39
1
76
40
1
83
41
2
96
42
2
76
43
2
90
44
2
83
45
2
67
46
2
83
47
2
93
48
2
73
49
2
80
50
2
80
51
2
83
52
2
73
53
2
83
54
2
74
55
2
70
56
2
80
57
2
73
58
2
90
59
2
90
60
2
36
61
2
53
62
2
36
63
2
73
64
2
67
65
2
46
66
2
63
67
2
70
68
2
63
69
2
56
70
2
66
71
2
60
72
2
23
73
2
57
74
2
46
75
2
83
76
2
56
77
2
57
78
2
46
79
2
23
80
2
57

Langkah-Langkah Analisis Data
1.        Buka menu utama pada program SPSS
2.        Masukkan data yang akan dianalisis pada data view
3.        Klik varibel view (kanan bawah) lalu isikan nama variabel (misal: Model Pembelajaran CTL untuk kelas kontrol dan TPS untuk kelas eksperimen dan Prestasi Belajar).
4.        Kolom Type, klik numeric karena penghitungannya berupa angka.
5.        Kolom Widht isikan 8 dan Decimal pada model pembelajaran isikan 0 dan pada prestasi belajar isikan 2.
6.        Klik Analyze-Compare Means-Independent Samples T-Test.
7.        Klik Prestasi Belajar pindahkan ke test variable & Model Pembelajaran pindah ke kotak Grouping Variables.
8.        Klik Option untuk memilih Convodence Interval selang kepercayaan yang akan digunkan-pilih 95%.
9.        Klik Continue
10.    Klik OK
11.    Klik File-Save untuk menyimpan hasil.

Berdasarkan skala pengukuran yang bersifat interval dan komparatif dengan 2 sampel independen, maka  pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik statistik  T-test. Dengan menggunakan SPSS, diperoleh output data sebagai berikut.

Output 1

T-Test
Group Statistics

Model Pembelajaran
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Prestasi Belajar
Model CTL
40
80.1750
10.64554
1.68321
Model TPS
40
66.8500
18.34086
2.89994

Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar pada kelas yang diberikan model pembelajaran CTL sebesar 80.1750 dengan standar deviation sebesar 10.64554, dan nilai rata-rata prestasi belajar pada kelas yang diberikan model pembelajaran TPS sebesar 66.8500 dengan standar deviation sebesar 18.34086.


Output 2
Independent Samples Test


Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means




95% Confidence Interval of the Difference


F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower
Upper
Prestasi Belajar
Equal variances assumed
13.535
.000
3.974
78
.000
13.32500
3.35304
6.64961
20.00039
Equal variances not assumed


3.974
62.599
.000
13.32500
3.35304
6.62365
20.02635

Berdasarkan uji Independent Sample Test di atas, diketahui nilai signifikansinya adalah 0.000 (0.000 < 0.025), maka dapat disimpulkan bahwa   Ho ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara pemberian perlakuan model pembelajaran CTL dan TPS terhadap prestasi belajar siswa.


 
III.       KESIMPULAN


Berdasarkan pembahasan di bab 2, makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.    Penelitian eksperimen merupakan metode yang sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab-akibat. Selain itu, penelitian eksperimen dilakukan dengan tujuan untuk mengatur situasi dimana pengaruh beberapa variabel terhadap satu atau variabel terkait dapat diidentifikasi.
2.    Ciri-ciri eksperimen adalah ekuivalensi statistik dalam subjek dalam kelompok yang berbeda; adanya perbandingan antara dua kelompok atau lebih; adanya manipulasi perlakuan, setidaknya pada satu varibel independen; adanya pengukuran untuk masing-masing variabel dependen, penggunaan statistik inferensial; dan adanya desain yang dapat mengkontrol secara ketat variabel asing, meskipun dilakukan juga dalam penelitian lain.
3.    Karakteristik penelitian eksperimen meliputi: memanipulasi, mengontrol variable, dan melakukan observasi.
4.    Penelitian eksperimen pada umumnya selalu menggunakan analisis data statistik, sedangkan jumlah sampel yang digunakan sangat kecil dibandingkan dengan besar populasi, padahal generalisasi yang diperoleh akan berlaku untuk seluruh popuasi.
5.    Penelitian eksperimen dikatakan valid apabila: hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebas yang dimanipulasi secara sistematis dan hasil akhir di eksperimen harus dapat digeneralisasi pada kondisi eksperimen yang berbeda.
6.    Desain eksperimen dapat dikategorikan menjadi empat desain, yaitu desain pre-experiment, desain true-experiment (eksperimen yang sebenarnya), factorial desain dan desain quasi experiment.


10 komentar:

  1. terima kasih artikelnya, membantu penelitian saya,

    BalasHapus
  2. bak is bleh n? lo misalnya penelitiannya populasix kita pake kelas sample kyk gmna nentuinnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak cara kalau kita mau menentukan sampel, tapi biasanya kalau penelitian eksperiman menggunakan purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan beberapa pertimbangan. Untuk lebih jelasnya, saudara bisa baca buku Sugiyono, judul bukunya: "Peneltian kuantitatif, kualitatif, dan R&D"

      Hapus
  3. kalo analisis hasil observasinya bagaimana ya???terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Analisis hasil observasi bersifat deskriptif kualitatif

      Hapus
  4. Mba ini ctl dan tps sama-sama sebagai kelas eksperimen atau bagaimana ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ctl diberikan pd kelas eksperimen dan tps diberikan pd kelas pembanding, keduanya diberikan perlakuan, hanya saja perlakuan yg berbeda

      Hapus
  5. Kak boleh minta referensinya?

    BalasHapus