I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penelitian kependidikan terdapat beberapa
jenis penelitian pendidikan, salah satunya adalah penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen banyak memberikan manfaat terutama untuk menentukan
bagaimana dan mengapa suatu kondisi peristiwa terjadi, hal ini berarti penelitian eksperimen merupakan
kegiatan percobaan untuk meneliti suatu peristiwa atau
gejala yang muncul pada kondisi tertentu, dan setiap gejala yang muncul diamati
dan dikontrol secermat mungkin, sehingga dapat diketahui sebab-akibat munculnya
gejala tersebut.
Pada mulanya, penelitian eksperimen dilakukan
terbatas pada bidang sains (ilmu pengetahuan alam) dan teknologi. Oleh karena
penelitian eksperimen juga dapat diterapkan dalam kegiatan penelitian ilmu-ilmu
sosial, dan bidang pendidikan sebagai salah satu kajian ilmu-ilmu sosial, maka
penelitian ini pun memanfaatkan metode penelitian eksperimen. Hingga akhirnya
penelitian ini sudah banyak yang dapat dilihat dan dirasakan berbagai hasil dan
perkembangan dalam dunia pendidikan.
Umumnya penelitian eksperimen dilakukan di dalam
laboratorium, akan tetapi jenis penelitian ini juga dapat dilakukan di luar
laboratorium, misalnya di ruang kelas atau lainnya, dimana variabel-variabel
signifikannya bisa dikontrol sampai pada suatu tingkat tertentu. Tujuan jangka
pendek dari penelitian eksperimen ialah untuk memprediksikan kejadian atau
peristiwa di dalamnya, sedangkan tujuan akhirnya adalah untuk menarik
generalisasi hubungan-hubungan antara variabel yang mencakup juga populasi
lebih luas di luar laboratorium.
Di bidang pendidikan, ada dua alasan mengapa penelitian
eksperimen cocok dilakukan:
1.
Metode
pengajaran yang lebih tepat di setting secara alami dan dikomparasikan di dalam
keadaan yang tidak bias.
2.
Penelitian
dasar (fundamental research) dengan tujuan menurunkan
prinsip-prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi oleh para penyelenggara sekolah.
B. Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Pengertian Penelitian Eksperimen
2. Ciri-ciri Penelitian Eksperimen
3. Karakteristik Penelitian
Eksperimen
4. Langkah-langkah Penelitian
Eksperimen
5. Validitas Eksperimen
6. Desain Penelitian Eksperimen
7. Analisis Data Penelitian Eksperimen
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan
penulisan makalah ini antara lain adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian
penelitian eksperimen
2. Untuk mengetahui ciri-ciri
penelitian eksperimen
3. Untuk mengetahui karakteristik penelitian
eksperimen
4. Untuk mengetahui langkah-langkah
penelitian eksperimen
5. Untuk mengetahui validitas eksperimen
6. Untuk mengetahui desain
penelitian eksperimen
7. Untuk mengetahui Analisis Data Penelitian Eksperimen
II. PEMBAHASAN
1.
Pengertian Penelitian Eksperimen
Menurut Buchari Alma (2004: 50) dalam Sudjarwo dan Basrowi (2009: 298), penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah
suatu penelitian yang berusaha mencari suatu pengaruh variabel tertentu
terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara tepat.
Sedangkan menurut Borg dan Gall (1979) dalam Ibnu Hajar (1996: 34) dalam Sudjarwo
dan Basrowi (2009: 299) penelitian
eksperimen merupakan desain penelitian ilmiah yang paling teliti dan tepat
untuk menyelidiki pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain.
Penelitian ini mempunyai keunggulan karena dapat menentukan apakah hubungan
yang ada tersebut menunjukkan adanya sebab akibat.
Menurut Sukardi (2005: 179) metode penelitian eksperimen
merupakan metode penelitian yang produktif, karena jika penelitian tersebut
dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan
hubungan sebab akibat. Dengan demikian tentu saja penelitian eksperimen
dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis, diterima atau ditolaknya hipotesis
itu tergantung pada hasil observasi terhadap hubungan variabel-variabel pada
objek eksperimen. Di samping itu, penelitian eksperimen juga merupakan salah
satu bentuk penelitian yang memerlukan syarat yang relatif lebih ketat jika
dibandingkan dengan jenis penelitian yang lainnya.
Menurut Ibnu Hajar (1996: 324--326) dalam Sudjarwo dan Basrowi (2009: 306) eksperimen merupakan suatu desain yang terbaik
untuk menguji pengaruh kausal suatu variabel yang terisolasi pada variabel lain
yang disebabkan oleh adanya kontrol terhadap variabel lain yang mungkin
berpengaruh dan adanya manipulasi variabel sehingga apa yang terjadi pada
variabel dependen yang menjadi fokus dapat diatributkan hanya pada perlakuan
yang dimanipulasi dari variabel independen.
Dalam konteks penelitian ilmiah, secara formal
eksperimen dapat didefinisikan sebagai “prosedur untuk menyelidiki hubungan
sebab akibat dengan menempatkan subjek secara acak ke dalam kelompok-kelompok
dimana satu atau lebih variabel independen dimanupilasi” (Mc Millan &
Schumacher (1989: 302) dalam Ibnu Hajar (1996: 322)
dalam Sudjarwo dan Basrowi (2009: 299).
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian eksperimen merupakan metode yang sistematis guna
membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab-akibat. Selain itu,
penelitian eksperimen dilakukan dengan tujuan untuk mengatur situasi dimana
pengaruh beberapa variabel terhadap satu atau variabel terkait dapat
diidentifikasi.
Menurut Sudjarwo dan Basrowi (2009: 301) di bidang
pendidikan, penelitian eksperimen dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu
penelitian di dalam laboratorium dan penelitian di luar laboratorium.
a. Penelitian
di dalam Laboratorium
Penelitian yang dilakukan di dalam
laboratorium dilaksanakan di dalam ruangan yang tertutup atau dalam kondisi
tertentu untuk meningkatkan intensitas yang lebih teliti terhadap variabel yang
diteliti. Penelitian di laboratorium lebih cocok untuk problem yang berkaitan
dengan misi pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan.
b. Penelitian
di luar Laboratorium
Penelitian yang
dilakukan di luar laboratorium disebut juga penelitian lapangan, biasanya
dilakukan oleh peneliti dengan tujuan guna mendapatkan hasil penelitian yang mendekati
dengan lingkungan nyata, misalnya di kelas, di sekolah, di bengkel atau
pertemuan sekolah lainnya yang diambil secara alami.
Bentuk penelitian ini paling
banyak dilakukan oleh peneliti, karena memiliki beberapa keunggulan seperti
variabl eksperimen lebih kuat di lapangan dibandingkan penelitian di dalam
laboratorium, lebih mudah membeikan perlakuan, dapat dilakukan proses
eksperimen dengan seetting yang mendekati keadaan sebenarnya, serta hasil
eksperimen lebih aktual dengan permasalahan yang dihadapi ileh para pendidik.
2.
Ciri-ciri Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen pada intinya adalah
pengamatan atau observasi terhadap hubungan kausal antara munculnya suatu akibat (variabel bebas/independen) dan
sebab (variabel terikat/dependen) tertentu, melalui suatu upaya sengaja yang
dilakukan oleh peneliti. Menurut Mc Millan dan Schumacher (1989) dalam Ibnu Hajar (1996:
323) dalam Sudjarwo dan Basrowi (2009: 302), penelitian eksperimen dapat dikenali dengan enam
ciri khusus yaitu:
1)
Ekuivalensi statistik dalam
subjek dalam kelompok yang berbeda, hal ini dapat diperoleh melalui acak terhadap subjek yang
dipilih sehingga kelompok-kelompok yang berbeda tersebut mempunyai kesamaan
dalam seluruh aspek yang diduga mempunyai kaitan dengan variabel dependen.
Ekuivalensi diperlukan untuk mengurangi terjadinya ancaman terhadap validitas
internal dari seleksi. Dengan adanya ekuivalensi kelompok ini perbedaan kinerja
yang terjadi antara kelompok subjek tidak dapat diatributkan pada perbedaan
kelompok.
2)
Adanya perbandingan antara dua
kelompok atau lebih,
dalam eksperimen setidaknya ada dua kelompok subjek antar kondisi sehingga
memungkinkan untuk membandingkan pengaruh suatu kondisi pada kelompok yang
berbeda, atau dua pengaruh kondisi pada kelompok yang sama.
3)
Adanya manipulasi perlakuan,
setidaknya pada satu varibel independen, yang dimaksud dengan manipulasi di sini adalah bahwa
peneliti mempunayi kontrol terhadap kelompok subjek mana yang akan menerima
perlakuan atau kondisi khusus. Dalam hal ini yang dimanipulasi adalah vaiabel
independen dengan memberikan perlakuan khusus pada subjek. Oleh karena itu,
pneliian eksperimen hanya dapat dillakukan bila variabel independennya dapat
dimanipulasi dan setidkya ada satu variabe yang dimanipulsi.
4)
Adanya pengukuran untuk
masing-masing variabel dependen, yang dimaksud di sini adalah bahwa variabel dependennnya,
yang hasil perubahannya menjadi fokus penelitian eksperimen, harus dapat diukur
secara kuantitatif. Bila tidak, penelitian eksperimen tidak dapat dilakukan.
5)
Penggunaan statistik inferensial, statistik inferensial ini
digunaan untuk membuat pertanyaan
probabilitas tentang hasil. Hal ini karena statistik inferensial
memungkinkan untuk menggeneralisasikan hasilnya pada kelompok individu yang
lebih luas di luar subjek atau populasi.
6)
Adanya desain yang dapat
mengkontrol secara ketat variabel asing, meskipun dilakukan juga dalam
penelitian lain,
kontrol variabel dalam eksperimen dilakukan secara sengaja untuk meyakinkan
banhwa tak ada variabel lain yang dapat dikontrol dapat memberikan hipotesis
tandingan yang menerangkan hasil penelitian. Kontrol variabel terebut tidak
berpengaruh pada variabel dependen atau menjaga agar pengaruhnya sama untuk
semua kelompok subjek.
Ciri-ciri penelitian eksperimen ini secara
ketat dalam penelitian kealaman, di mana
metode ini pertama kali diterapkan. Hal ini karena materi fisik mudah
diadaptasikan pada kriteria atau ciri-ciri tersebut. Penerapan metode
eksperimen untuk bidang pendidikan sulit untuk memenuhi secara ketat ciri-ciri
tersebut, meskipun dalam beberapa situasi dapat mendekati semua ciri-ciri
tersebut. Mungkin karena alasan inilah, bidang kajian pendidikan lebih banyak
menggunakan metode lain.
3.
Karakteristik Penelitian
Eksperimen
Menurut Sukardi (2005: 180) penelitian eksperimen
pada umumnya mempuyai tiga karakteristik penting yaitu:
1)
Variabel
bebas yang dimanipulasi;
2)
Variabel
lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan; dan
3)
Efek
atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel teikat diamati secara langsung
oleh peneliti.
Ketiga karaktristik tersebut dapat diuraikan secara
singkat, sebagai berikut.
a. Memanipulasi
Karakteristik pertama yang selalu ada
dalam penelitian eksperimen adalah tindakan memanipulasi variabel secara
terencana diakukan oleh peneliti, yang dimaksud dengan manipulasi yaitu
tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar pertimbangan
ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh
perbedaan efek dalam variabel terikat.
Misalnya dalam suatu proses penelitian
laboratorium, du kelompok yaitu treatment dan kelompok kontrol diberikan suhu
ruangan yang bertingkat, yaitu dingin, sedang, dan panas. Perbedaan kondisi
ruang tersebut direncanakan sebagai penentu awal agar mereka mempeoleh hasil
yang mungkin berbeda diantara kedua grup. Perbedaan yang muncul tersebut
diperhitungkan sebagai akibat adanya manipulasi variabel terhadap dua kelompok.
b. Mengontrol
variabel
Karakteristik kedua
yang selalu ada dalam penelitian eksperimen yaitu adanya kontrol yang selalu
sengaja dilakukan oleh peneliti terhadap variabel atau ubahan yang ada.
Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain
pada variabe terikat ang mungkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut.
Kegiatan mengontrol suatu variabel atau subjek dalam penelitian eksperimen
memiliki peranan penting karena tanpa melakukan kontrol secara sistematis,
seorang peneliti tidak munkin dapat melakukan evaluasi dengan melakukan
pengukuran secara cermat terhadap variabel terikat.
Untuk mengatasi hal
tersebut maka proses eksperimen harus dipisahkan dengan variabel luar yang
tidak diperlukan tetapi memiliki potensi yang mungkin dapat mempegaruhi hasil
pengukuran pada variabel terikat, sehingga peneliti yakin bahwa apabila terjadi
perbedaan pada variabel terikat antara grup kontrol dan grup treatment, atau
dengan kata lain perbedaan tersebut disebabkn oleh perubahan treatment yang
dilakukan oleh peneliti pada variabel bebas.
Pelaksanaan
penelitian eksperimen, kelompok eksperimn dan klompok kontrol sebaiknya diatur
secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik sama atau
mendekti sama, yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen
diberi teatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol diberikan
treatmen seperti keadaan biasanya.
c. Melakukan
observasi
Karakteristik yang ketiga dalam
penelitian eksperimn adlah adanya tindakan observasi yang dilakukan oleh peneliti
selama proses penelitian belangsung. Selama proses penelitian berlangsung,
peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompok tersebut. Tujuan melakukan
observasi adalah untuk melihat dan mencatat fenomena apa yang memungkinkan
terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok.
4.
Langkah-langkah Penelitian
Eksperimen
Menurut Sukardi (2005: 182--183) langkah-langkah
penelitian eksperimen pada prinsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya, dapat
diterangkan sebagai berikut.
1)
Melakukan
kajian induktif yang berkaitan erat dengan permaslahan yang hendak dipecahkan;
2)
Mengidentifikasi
masalah;
3)
Melakukan
studi literatur dari beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel;
4)
Membuat
rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan:
a.
Mengidentifikasi
variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi
proses eksperimen;
b.
Menentukan
cara untuk mengontrol;
c.
Memilih
desain riset yang tepat;
d.
Menentukan
populasi, memilih sampel yang mewakili dan memilih (desain) sejumlaah subjek
penelitian;
e.
Membagi
subjek ke dalam kelompok kontrol atau ke dalam kelompok eksperimen;
f.
Memberi
instrumen yang sesuai, memadai instrumen dan melakukan plot story agar
memperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang
diperlukan; dan
g.
Mengidentifikasi
prosedur pengumpulan data, dan menentukan hipotesis.
5)
Melakukan
eksperimen;
6)
Mengumpulkan
data kasar dari eksperimen;
7)
Mengorrganisasi
dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan;
8)
Melakukan
analisis data dengan teknik statistika yang relevan; dan
9)
Membuat
laporan eksperimen.
Pada kondisi yang sama (Gay, 1982: 201) dalam (Sukardi, 2005: 183),
menyatakan bahwa dalam penelitian eksperimen menekankan perlu adanya langkah-langkah
penting sebagai berikut.
1)
Adanya
permasalahan yang signifikan untuk diteliti;
2)
Pemilihan
subjek yang cukup untuk dibagi di dalam kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol;
3)
Pembuatan
dan pengembangan instrumen;
4)
Pemilihan
desain penelitian;
5)
Eksekusi
prosedur;
6)
Melakukan
analisis data; dan
7)
Memfokuskan
kesimpulan.
Sedangkan menurut Mohammad Ali (1995, 135--136) dalam
melakukan eksperimen agar dapat diperoleh hasil yang optimal, ditempuh
langkah-langkah berikut.
1)
Meneliti
literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian.
2)
Mengidentifikasi
dan membatasi masalah.
3)
Merumuskan
hipotesis.
4)
Menyusun
rencana secara lengkap dan operasional, meliputi;
a.
Menentukan
variabel bebas dan terikat;
b.
Memilih
desain yang digunakan;
c.
Menentukan
sampel;
d.
Membuat
outline prosedur pengumpulan data; dan
e.
Merumuskan
hipotesis statistik.
5)
Melaksanakan
eksperimen.
6)
Menyusun
data untuk memudahkan pengolahan.
7)
Menentukan
taraf arti yang akan digunakan dalam menguji hipotesis.
8)
Mengolah
data dengan metode statistika (menguji hipotesis berdasarkan data yang
terkumpul).
Penelitian eksperimen pada umumnya selalu
menggunakan analisis data statistik, sedangkan jumlah sampel yang digunakan
sangat kecil dibandingkan dengan besar populasi, padahal generalisasi yang
diperoleh akan berlaku untuk seluruh popuasi, maka dalam menganalisis data,
penelitian eksperimen menggunakan metode statistika inferensial, digunakan
untuk taraf signifikasi yang merupakan tingkat kepercayaan terhadap kebenaran
dalam membuat kesimpulan melalui pengujian hipotesis, dan menunjukkan kepada
besar kecilnya “peluang kesalahan” dalam membuat kesimpulan. Oleh karena itu, sebelum
data diolah dengan menggunakan statistika, peneliti terlebih dahulu harus
menentukan taraf signifikasi yang akan digunakan.
5.
Validitas Eksperimen
Menurut Sukardi (2005: 188--190) secara ideal,
suatu eksperimen dikatakan valid apabila:
a.
Hasil
yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebs yang dimanipulasi
secara sistematis.
b.
Hasil
akhir di eksperimen harus dapat digeneralisasi pada kondisi eksperimen yang
berbeda.
Menurut Sudjarwo & Basrowi (2009: 317--318)
untuk mencapai hal yang ideal di atas, ada dua syarat agar hasil suatu
eksperimen dapat mencapai hasil yang baik dan tidak bervariasi. Kedua syarat
yang dimaksud adalah perlunya validitas internal dan validitas eksternal yang
terjaga selama proses penelitian eksperimen.
Validitas internal merupakan penilaian yang dibuat
berkenaan dengan keyakinan bahwa hipotesis tandingan dapat disingkirkan dari
kemungkinan sebagai eksplanasi dari hasil penelitian. Oleh karena itu, peneliti perlu mengenali
variabel apa saja yang mungkin dapat memunculkan hipotesis tandingan bagi
variabel penelitian eksperimen.
Validitas eksternal dalam penelitian eksperimen
sangat tergantung pada peneliti untuk mengontrol variabel asing. Jika variabel
asing tidak dapat dikontrol maka peneliti dapat menyimpulkan apakah perubahan
yang terjadi pada variabel dependen dalam peneltian eksperimen atau karna
variabel asing sehingga hubungan kausal tidak dapat diinfer secara aman.
6.
Desain Penelitian Eksperimen
Desain eksperimen dapat dikategorikan menjadi empat desain, yaitu
desain pre-experiment, desain true-experiment (eksperimen yang
sebenarnya), factorial desain dan
desain quasi experiment.
a. Pre-Experiment
Designs
Desain ini belum merupakan eksperimen yang sebenarnya,
karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
variabel dependen. Jadi hasil dari penelitian eksperimen yang merupakan
variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.
Hal ini terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih
secara random.
b. True-Experiment Design
Desain ini sudah merupakan penelitian eksperimen yang
sebenarnya, karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel
luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil
secara random.
c. Factorial
Design
Desain ini merupakan modifikasi dari true-experimental design, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel
moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel dependen) terhadap hasil
(variabel dependen). Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random.
d. Quasi
Experiment
Design
Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari true-experimental design. Desain ini memiliki kelompok kontrol
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
7. Analisis Data Penelitian Eksperimen
Ada beberapa cara
yang dapat digunakan untuk melakukan analisis data dalam
penelitian eksperimen, tergantung pada berapa jumlah variabel yang diteliti.
Dalam hal ini akan dilakuakan analisis data penelitian eksperimen dengan menggunakan
dua varibel penelitian.
Contoh kasus:
Berdasarkan
nilai ujian tengah semester (UTS) mata pelajaran sejarah di kelas X semester I
tahun pelajaran 2011-2012 diketahui bahwa tingkat pencapaian hasil belajar
siswa dan tingkat ketuntasan belajar siswa masih rendah. Oleh karena itu, guru
ingin mencoba memperbaiki pembelajarannya dengan membandingan hasil belajar antara kelas X-1 yang diberi
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan kelas X-2 yang diberi pembelajaran Think
Pair and Share (TPS) pada MA Alfatah Natar Tahun Pelajaran 2011-2012.
Rumusan hipotesis pada kasus di atas adalah:
Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara
pemberian perlakuan model pembelajaran CTL dan TPS terhadap prestasi belajar
siswa.
Ha : ada perbedaan yang signifikan antara
pemberian perlakuan mobel pembelajaran CTL dan TPS terhadap prestasi belajar
siswa.
Kriteria pengujian:
Jika nilai Sig. > α (0.025) maka Ho
diterima
Jika nilai Sig. < α (0.025) maka Ho
ditolak
Berdasarkan
hasil tes (ulangan) yang diberikan kepada kelas X-1 (kelas eksperimen) dan
kelas X-2 (kelas kontrol) setelah diberi perlakuan yang berbeda diperoleh data
nilai siswa sebagai berikut.
Tabel 1. Nilai Ulangan Siswa Kelas X-1 dan X-2
No Resp.
|
Kelas/Model Pembelajaran
|
|
X-1 (Model CTL)
|
X-2 ( Model TPS)
|
|
1
|
56
|
96
|
2
|
80
|
76
|
3
|
86
|
90
|
4
|
93
|
83
|
5
|
90
|
67
|
6
|
76
|
83
|
7
|
73
|
93
|
8
|
86
|
73
|
9
|
80
|
80
|
10
|
56
|
80
|
11
|
80
|
83
|
12
|
86
|
73
|
13
|
40
|
83
|
14
|
80
|
74
|
15
|
90
|
70
|
16
|
80
|
80
|
17
|
80
|
73
|
18
|
83
|
90
|
19
|
80
|
90
|
20
|
70
|
36
|
21
|
93
|
53
|
22
|
76
|
36
|
23
|
83
|
73
|
24
|
80
|
67
|
25
|
96
|
46
|
26
|
83
|
63
|
27
|
86
|
70
|
28
|
86
|
63
|
29
|
83
|
56
|
30
|
83
|
66
|
31
|
86
|
60
|
32
|
86
|
23
|
33
|
80
|
57
|
34
|
80
|
46
|
35
|
96
|
83
|
36
|
76
|
56
|
37
|
70
|
57
|
38
|
80
|
46
|
39
|
76
|
23
|
40
|
83
|
57
|
Tabel 2. Tampilan dalam
program SPSS
No
|
Model Pembelajaran
|
Prestasi Belajar
|
1
|
1
|
56
|
2
|
1
|
80
|
3
|
1
|
86
|
4
|
1
|
93
|
5
|
1
|
90
|
6
|
1
|
76
|
7
|
1
|
73
|
8
|
1
|
86
|
9
|
1
|
80
|
10
|
1
|
56
|
11
|
1
|
80
|
12
|
1
|
86
|
13
|
1
|
40
|
14
|
1
|
80
|
15
|
1
|
90
|
16
|
1
|
80
|
17
|
1
|
80
|
18
|
1
|
83
|
19
|
1
|
80
|
20
|
1
|
70
|
21
|
1
|
93
|
22
|
1
|
76
|
23
|
1
|
83
|
24
|
1
|
80
|
25
|
1
|
96
|
26
|
1
|
83
|
27
|
1
|
86
|
28
|
1
|
86
|
29
|
1
|
83
|
30
|
1
|
83
|
31
|
1
|
86
|
32
|
1
|
86
|
33
|
1
|
80
|
34
|
1
|
80
|
35
|
1
|
96
|
36
|
1
|
76
|
37
|
1
|
70
|
38
|
1
|
80
|
39
|
1
|
76
|
40
|
1
|
83
|
41
|
2
|
96
|
42
|
2
|
76
|
43
|
2
|
90
|
44
|
2
|
83
|
45
|
2
|
67
|
46
|
2
|
83
|
47
|
2
|
93
|
48
|
2
|
73
|
49
|
2
|
80
|
50
|
2
|
80
|
51
|
2
|
83
|
52
|
2
|
73
|
53
|
2
|
83
|
54
|
2
|
74
|
55
|
2
|
70
|
56
|
2
|
80
|
57
|
2
|
73
|
58
|
2
|
90
|
59
|
2
|
90
|
60
|
2
|
36
|
61
|
2
|
53
|
62
|
2
|
36
|
63
|
2
|
73
|
64
|
2
|
67
|
65
|
2
|
46
|
66
|
2
|
63
|
67
|
2
|
70
|
68
|
2
|
63
|
69
|
2
|
56
|
70
|
2
|
66
|
71
|
2
|
60
|
72
|
2
|
23
|
73
|
2
|
57
|
74
|
2
|
46
|
75
|
2
|
83
|
76
|
2
|
56
|
77
|
2
|
57
|
78
|
2
|
46
|
79
|
2
|
23
|
80
|
2
|
57
|
Langkah-Langkah
Analisis Data
1.
Buka menu utama pada
program SPSS
2.
Masukkan data yang
akan dianalisis pada data view
3.
Klik varibel view
(kanan bawah) lalu isikan nama variabel (misal: Model Pembelajaran CTL
untuk kelas kontrol dan TPS untuk
kelas eksperimen dan Prestasi Belajar).
4.
Kolom Type, klik
numeric karena penghitungannya berupa angka.
5.
Kolom Widht
isikan 8 dan Decimal pada model pembelajaran isikan 0 dan pada prestasi
belajar isikan 2.
6.
Klik Analyze-Compare
Means-Independent Samples T-Test.
7.
Klik Prestasi Belajar
pindahkan ke test variable & Model Pembelajaran pindah ke kotak Grouping
Variables.
8.
Klik Option
untuk memilih Convodence Interval selang kepercayaan yang akan
digunkan-pilih 95%.
9.
Klik Continue
10.
Klik OK
11.
Klik File-Save untuk
menyimpan hasil.
Berdasarkan skala pengukuran yang bersifat interval dan komparatif
dengan 2 sampel independen, maka
pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik statistik T-test. Dengan menggunakan SPSS, diperoleh
output data sebagai berikut.
Output 1
T-Test
Group
Statistics
|
|||||
Model Pembelajaran
|
N
|
Mean
|
Std. Deviation
|
Std. Error Mean
|
|
Prestasi Belajar
|
Model CTL
|
40
|
80.1750
|
10.64554
|
1.68321
|
Model TPS
|
40
|
66.8500
|
18.34086
|
2.89994
|
Berdasarkan hasil analisis di atas
diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar pada kelas yang diberikan model
pembelajaran CTL sebesar 80.1750 dengan standar deviation sebesar 10.64554, dan
nilai rata-rata prestasi belajar pada kelas yang diberikan model pembelajaran
TPS sebesar 66.8500 dengan standar deviation sebesar 18.34086.
Output 2
Independent
Samples Test
|
||||||||||
Levene's Test for Equality of
Variances
|
t-test for Equality of Means
|
|||||||||
95% Confidence Interval of the
Difference
|
||||||||||
F
|
Sig.
|
t
|
df
|
Sig. (2-tailed)
|
Mean Difference
|
Std. Error Difference
|
Lower
|
Upper
|
||
Prestasi Belajar
|
Equal variances assumed
|
13.535
|
.000
|
3.974
|
78
|
.000
|
13.32500
|
3.35304
|
6.64961
|
20.00039
|
Equal variances not assumed
|
3.974
|
62.599
|
.000
|
13.32500
|
3.35304
|
6.62365
|
20.02635
|
Berdasarkan uji Independent
Sample Test di atas, diketahui nilai
signifikansinya adalah 0.000 (0.000 < 0.025), maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak yang
berarti ada perbedaan yang signifikan antara pemberian perlakuan model
pembelajaran CTL dan TPS terhadap prestasi belajar
siswa.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di bab 2,
makalah ini dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1.
Penelitian
eksperimen merupakan metode yang sistematis guna membangun hubungan yang
mengandung fenomena sebab-akibat. Selain itu, penelitian eksperimen dilakukan
dengan tujuan untuk mengatur situasi dimana pengaruh beberapa variabel terhadap
satu atau variabel terkait dapat diidentifikasi.
2.
Ciri-ciri
eksperimen adalah ekuivalensi statistik dalam subjek dalam kelompok yang
berbeda; adanya perbandingan antara dua kelompok atau lebih; adanya manipulasi
perlakuan, setidaknya pada satu varibel independen; adanya pengukuran untuk
masing-masing variabel dependen, penggunaan statistik inferensial; dan adanya
desain yang dapat mengkontrol secara ketat variabel asing, meskipun dilakukan
juga dalam penelitian lain.
3.
Karakteristik
penelitian eksperimen meliputi: memanipulasi, mengontrol variable, dan
melakukan observasi.
4.
Penelitian
eksperimen pada umumnya selalu menggunakan analisis data statistik, sedangkan
jumlah sampel yang digunakan sangat kecil dibandingkan dengan besar populasi,
padahal generalisasi yang diperoleh akan berlaku untuk seluruh popuasi.
5.
Penelitian
eksperimen dikatakan valid apabila: hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh
karena variabel bebas
yang dimanipulasi secara sistematis dan hasil akhir di eksperimen harus dapat
digeneralisasi pada kondisi eksperimen yang berbeda.
6.
Desain
eksperimen dapat dikategorikan menjadi empat desain, yaitu desain pre-experiment, desain true-experiment (eksperimen yang
sebenarnya), factorial desain dan
desain quasi experiment.
Good
BalasHapusterima kasih artikelnya, membantu penelitian saya,
BalasHapusIya, semoga sukses.
Hapusbak is bleh n? lo misalnya penelitiannya populasix kita pake kelas sample kyk gmna nentuinnya?
BalasHapusBanyak cara kalau kita mau menentukan sampel, tapi biasanya kalau penelitian eksperiman menggunakan purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan beberapa pertimbangan. Untuk lebih jelasnya, saudara bisa baca buku Sugiyono, judul bukunya: "Peneltian kuantitatif, kualitatif, dan R&D"
Hapuskalo analisis hasil observasinya bagaimana ya???terimakasih.
BalasHapusAnalisis hasil observasi bersifat deskriptif kualitatif
HapusMba ini ctl dan tps sama-sama sebagai kelas eksperimen atau bagaimana ya
BalasHapusCtl diberikan pd kelas eksperimen dan tps diberikan pd kelas pembanding, keduanya diberikan perlakuan, hanya saja perlakuan yg berbeda
HapusKak boleh minta referensinya?
BalasHapus